Wawancara adalah tanya jawab yang berlangsung antara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan informasi, baik itu keterangan atau pendapat mengenai suatu hal, dari sang narasumber. Informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai masukan sebuah penelitian atau untuk dimuat di media massa (koran, tabloid, televisi).
Unsur-Unsur Wawancara
Narasumber adalah orang/pihak yang diwawancarai. Kedudukan narasumber adalah sebagai pemberi informasi. Narasumber biasanya terkait dengan topik informasi yang diperlukan (mewawancarai mahasiswa jurnalistik mengenai media massa atau dokter mengenai wabah ebola). Narasumber dapat berupa ahli, tokoh, atau orang awam.
Pewawancara adalah orang/pihak yang mewawancarai. Tugasnya adalah untuk mencari informasi yang dibutuhkan dari narasumber, sehingga banyaknya informasi yang didapatkan tergantung dari sang pewawancara sendiri.
Tema adalah hal yang ditanyakan. Tema memiliki peran penting sebagai pokok dan pembatas hal-hal yang dibicarakan.
Waktu atau tempat dan kesempatan wawancara. Sebelum kegiatan dilaksanakan hendaknya membuat janji terlebih dahulu dengan narasumber.
Langkah-Langkah Wawancara
I. Tahap Persiapan
Menentukan tujuan wawancara.
Menentukan informasi yang diperlukan sesuai dengan tujuan wawancara.
Menentukan narasumber.
Menghubungi narasumber untuk menentukan tempat dan waktu wawancara, serta cara pelaksanaan wawancara dan detil lainnya.
Menyusun pokok-pokok pertanyaan yang hendak digunakan dalam pelaksanaan wawancara.
II. Tahap Pelaksanaan
Memperkenalkan diri serta mengemukakan alasan dan tujuan wawancara.
Mengajukan pertanyaan mengikuti aturan yang berlaku dan dengan sopan, baik secara penampilan maupun secara bahasa.
Mengenal identitas narasumber lebih jauh.
Mengajukan pertanyaan secara sistematis, jelas, dan singkat.
Jumlah pertanyaan disesuaikan dengan waktu dan situasi.
Mengajukan pertanyaan dengan ramah untuk menciptakan suasana yang nyaman dan ramah dengan narasumber.
Pewawancara hendaknya berperan sebagai pihak netral--bersikap objektif dan tidak memihak sisi manapun pada suatu pendapat, peristiwa, atau konflik yang mungkin dikemukakan oleh narasumber.
Tidak mempengaruhi emosi, sikap, atau pendirian narasumber.
Mencatat jawaban yang dikemukakan oleh narasumber.
Mengakhiri wawancara dengan kesan yang baik dengan cara mengucapkan terima kasih dan salam.
III. Tahap Akhir
Laporan wawancara disusun pada tahap akhir dan terdiri atas bagian-bagian berikut:
Tema wawancara
Tujuan wawancara
Identitas narasumber
Ringkasan wawancara yang dapat ditulis dalam bentuk dialog atau dalam bentuk narasi.
T : Sore, boleh minta waktunya sebentar? Untuk wawancara tentang workshop tadi.
J : Silakan.
T : Kalau boleh tau, kenapa mau ikut workshop ini?
J : Ya, menurut saya sih, workshop ini benar-benar seru, menarik, sama bagus buat menambah pengalaman.
T : Tadi sama Pak Arief membahas apa aja?
J : Wah, banyak. Kita bahas iGem--kompetisi internasional gitu yang adanya di Boston buat bioteknologi. Bahas struktur dasar DNA juga, sama bahas cara ngerjain eksperimen buat hari Rabu nanti. Jujur aja, kurang ngerti-ngerti juga.
T : Jadi kesannya apa terhadap workshop tadi?
J : Pusing. Capek. Tapi emang menarik sih, jadi enggak terlalu kerasa.
T : Nah, setelah mengikuti workshop hari pertama ini, timbul tidak minat untuk bioteknologi?
J : Ada, maunya habis SMA ini lanjutnya kuliah bioteknologi, kalo bisa di SGU.
T : Terakhir nih, tadi kalian diberi tahu tentang kompetisi iGem yang tahun ini dilaksanakan bulan September di Boston. Kalo diberi kesempatan, mau ikut tidak?
J : Mau! Kalau bisa, timnya sama Qinqin, Daffa, Taqwa, Raina--pokoknyasemua anak kelas X MIA B yang ikut workshop tadi. Biar menang juara umum ceritanya.
T : Oke, itu aja pertanyaanya. Terima kasih ya.
J : Sip.
Kesimpulan
Sejumlah 29 siswa-siswi kelas X, XI, dan XII IPA SMAI Sinar Cendekia mengikuti Workshop Biotechnology: Robot Assembly yang diselenggarakan oleh pihak sekolah pada hari Selasa dan Rabu, 17-18 Maret 2015. Workshop tersebut dihadiri oleh Dr. Arief Budi Witarto dari Universitas Teknologi Sumbawa yang telah berhasil membawa timnya, Sumbawagen, menuju kemenangan pada kompetisi iGem--International Genetically Engineered Machine--tahun lalu di Boston. Dengan adanya workshop tersebut, SMA Sinar Cendekia berharap dapat mengirim tim untuk berpartisipasi dalam iGem tahun ini.
Salah satu peserta workshop ialah Hanif Alhady, akrab dipanggil Hanif, murid kelas X MIA B yang mengaku mengikuti workshop tersebut tidak hanya karena merasa tertarik, tetapi juga untuk menambah pengalaman. Ia juga berminat untuk melanjutkan pendidikannya nanti di bidang Bioteknologi, lebih tepatnya di SGU. Hanif juga berminat untuk mengikuti kompetisi iGem bersama dengan teman sekelasnya. Akan tetapi, ia merasa kebingungan dengan materi yang diberikan oleh Dr. Arief, serta merasa pusing dan capek.
Seperti Hanif, hampir seluruh murid yang mengikuti workshop berminat untuk mengikuti kompetisi iGem. Dr. Arief juga menyatakan bahwa dengan mengikuti kompetisi seperti iGem, terlebih lagi jika mendapatkan medali, akan membantu murid dalam mendaftarkan diri ke universitas ternama, seperti MIT atau Harvard, dan juga membantu dalam mendapatkan beasiswa. Namun, banyak rintangan yang harus dihadapi murid, seperti peralatan lab yang terbatas, kurangnya pengetahuan atas materi tersebut, serta uang pendaftaran yang harus dibayar, yakni 4000 USD per tim. Walaupun tidak mengikuti kompetisi iGem, Workshop Biotechnology ini sendiri sudah menawarkan banyak ilmu dan pengalaman, baik dalam bentuk teori maupun dalam bentuk praktek.
Morbi leo risus, porta ac consectetur ac, vestibulum at eros. Fusce dapibus, tellus ac cursus commodo, tortor mauris condimentum nibh, ut fermentum massa justo sit amet risus.